Sahabatku, saat mobil mewah dan mulus yang kita miliki tergores,
goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehilangan handphone di tengah
jalan, separuh tubuh ini seperti hilang bersama barang kebanggaan kita
tersebut. Saat orang mengambil secara paksa uang kita, seolah terampas semua
harapan.
Tetapi sahabatku, tak sedikitpun keresahan dalam hati saat kita
melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, kita masih merasa tenang
meski terlalu sering melalaikan sholat, kita masih berdiri tegak dan sombong
meski tak sedikitpun infak dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski
disekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. Sahabatku, ada apa
dengan kita?
Sahabatku, kata-kata kotor dan dampratan seketika keluar tatkala
sebuah mobil yang melaju kencang menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan
malu kita menggunakan pakaian yang terkena noda tinta meski setitik dan kita
akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek, bolong dan menggantinya dengan yang
baru.
Tetapi sahabtku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan
dosa yang mengotori tubuh ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah
kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam
terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kitapun tak
pernah mencoba memperbaharuinya. Saudaraku, ada apa dengan kita?
Sahabatku, kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan
kita tidak didengarkan, hati ini begitu sakit jika orang lain mengindahkan
panggilan kita, terkadang kita kecewa saat orang lain tidak mengenali kita
meski kita seorang pejabat, pengusahan, kepala pemerintahan, tokoh masyarakat
bahkan orang terpandang, kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita,
dan berat rasanya saat orang-orang meninggalkan kita.
Tetapi juga sahabatku, tidak jarang kita abaikan nasihat orang,
begitu sering kita tak mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat
lantunan ayat-ayat Allah terdengar ditelinga. Dengan segala kealpaan dan
kekhilafan, kita tak pernah takut jika Allah Yang Maha Menguasai segalanya
membenci kita dan memalingkan wajah-Nya, kita pun tak pernah mau tahu, Baginda
Rasulullah mengenali kita atau tidak di Padang Masyhar nanti. Kita juga, tak
peduli melihat diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman.
Sahabatku, tanyakan dalam hati kita masing-masing, ada apa
dengan kita?
Wallahu'alam
Wallahu'alam